Pokoknya Menurut Agama Saya LGBT itu Laknat, Anda Mau Apa?

“Terserah anda mau jungkir balik kayak gimana, pokoknya di agama saya gini, dan pokoknya pasti agama anda juga gini. Udahlah, nurut saja sama saya.”

Saya ini orang suci, saya penganut agama yang paling benar. Jelas, karena agama saya penyempurna agama-agama lain, jadi pasti agama saya benar. Tertulis kok kalau di dalam kitab saya bahwa Tuhan saya bilang agama saya benar di dalam dalam kitab saya bahwa Tuhan saya bilang agama saya benar di dalam… pokoknya gitu lah. Saya enggak merasa tuh, harus belajar agama lain karena pasti agama lain enggak sebenar agama saya. Pasti itu, saya percaya, jadi anda juga harus percaya!

Di dalam agama saya eljibiti itu dilaknat oleh Allah. Nggak percaya? Lihat tuh kaum Sodom. Walaupun gambar azab kaum Sodom yang tersebar di internet itu hoax, ya enggak apa-apa, itukan fungsinya buat nakut-nakutin saja. Peduli amat gambar yang tersebar itu asli atau palsu, saya nggak peduli tuh kalau ada yang bilang itu cuma gambar situs arkeologi Pompeii di sebuah kota Romawi Kuno yang terkubur abu letusan Gunung Vesuvius pada 79 SM, yang penting itu esensinya, mau mengajak orang-orang kembali ke fitrahnya, agar jadi orang suci! Seperti saya.

Sekali lagi ya, di dalam agama saya eljibiti itu laknat. Masa laki-laki berhubungan dengan laki-laki, jijik tahu! Kalau perempuan dengan perempuan sih saya simpan videonya di hardisk laptop. Tapi balik lagi, eljibiti itu laknatullah, haram! Laki-laki itu jelas dipasangkan dengan perempuan dan sebaliknya, ada ayatnya walaupun saya lupa surat apa ayat berapa. Saya enggak peduli tuh, bahwa kalau menurut ilmu psikologi eljibiti ternyata bukan penyakit, hanya merupakan variasi orientasi seksual. Saya kan sudah punya kesimpulan, buat apa menelaah dari berbagai sudut pandang.

Masa manusia mau berhubungan dengan lawan jenis, hewan saja tidak sudi. Saya enggak peduli juga kalau ada orang bilang ternyata burung, penguin, gajah, anjing, jerapah, sampai kelelawar juga ada yang homoseksual, pasti itu konspirasi Wahyudi. Lagian ya, masa manusia mau-maunya disamain dengan binatang, amit-amit jabang bayi, kan manusia bisa berfotosintesis.

Lagian pasti semua agama itu melarang eljibiti, saya belum cek sih tapi saya yakin begitu. Orang yang berdebat sama saya kemarin di facebook bilang kalau ada agama-agama tertentu yang tidak ambil pusing masalah hal-hal seperti itu termasuk agama atau kepercayaan lokal. Alah tai asu. Langsung saya blok akun orang macam itu, merusak imajinasi saja.

Gini ya, mas, mbak, saya mendukung dengan sangat ketika para ibu-ibu dari AILA itu mengajukan perluasan pasal mengenai perzinaan di KUHP ke MK. Di Indonesia itu mayoritas orang jijik pada eljibiti, dari Sabang sampai Merauke. Kalau ada orang yang melakukan hubungan seksual sebelum nikah saja diarak telanjang keliling kampung walaupun itu belum terbukti, apalagi hubungan seksual sesama jenis, bisa dipenggal lalu kepalanya diarak keliling kampung. Itu cara pikir mayoritas, ya harus diladeni. Hukumkan mengikuti manusianya, sebar-bar apapun itu. Daripada mereka dipenggal, lebih baik dipenjara saja, peduli amat tentang edukasi hak asasi manusia dan term-term jangka panjang.

Ada yang bilang, my body my rule, terserah orang mau memperlakukan tubuhnya seperti apa karena itu otoritas pribadinya, termasuk berhubungan seksual dengan siapa saja. Astaghfirullah, pikiran bathil macam apa itu, sungguh tidak sesuai dengan adab ketimur-tengahan. Lagi pula kalau semua orang berpikir seperti itu—tubuhku urusanku tubuhmu urusanmu—nanti saya enggak bisa lagi menggunjingi Wati tetangga saya yang jadi perawan tua tapi gonta-ganti pacar terus, kan merusak hiburan juga. Jangan salah loh, bergujing mengurusi urusan orang lain itu termasuk kehidupan sosial di tataran komplek perumahan.

Makanya ketika berdebat di facebook saya bilang kalau hubungan eljibiti itu tidak sehat, bisa kena HIV, lagian pernikahan eljibiti itu enggak ada yang legal. Eh, ada yang menyerobot bahwa fokus HIV/AIDS itu safe sex, bahwa ternyata yang paling banyak kena virus HIV itu justru ibu rumah tangga yang heteroseksual, dan malah nambah-nambahi safe sex dan legal sex itu adalah hal yang berbeda, cara mencegah penyebaran virus HIV ya dengan edukasi safe sex bukan dengan melarang orang melakukan hubungan seksual, apa lagi mencampuri harus dengan siapa orang itu boleh melakukan hubungan seksual. Saya blokir juga orang macam itu. Sialan.

Saya jungkir balik ngomongin wacana sosial sampai medis itu kesimpulannya gini loh, agama saya bilang eljibiti itu laknat, makanya eljibiti jadi laknat, walaupun argumen dari kacamata lain itu tidak kuat, tapi karena saya percaya anda juga harus percaya.

Sudahlah, peduli amat dengan kisah mengenai Alan Turing kek, Kekalifahan Utsmaniyah kek, pokoknya negara harus mengatur rakyatnya sampai tempat tidur. Titik.

 

sumber gambar: thedailybeast.com

Leave a comment